Ibadah Sesuai Tuntunan: Membuat Hidup Lebih Hidup
Diantara tujuan Allah mengutus Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah tazkiyatun nafs (membersihkan hati manusia).
لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Sungguh Allah telah memberi karunia (yang besar) kepada orang-orang yang beriman, ketika Allah mengutus kepada mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, mensucikan jiwa mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab (al Qur`ân) dan al-Hikmah (Sunnah). Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Rasul) itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. Ali Imrân: 164)
Makna firman-Nya “mensucikan jiwa mereka” adalah membersihkan mereka dari akhlak buruk, kotoran jiwa dan perbuatan-perbuatan jahiliyyah, serta mengeluarkan mereka dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya hidayah. (Tafsir Ibn Katsir, 2/158)
Kebersihan hati seorang muslim merupakan syarat untuk mencapai kebaikan bagi dirinya secara keseluruhan. Karena kebaikan seluruh anggota badan tergantung dari kesucian hatinya. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ
“Ketahuilah, bahwa dalam tubuh manusia terdapat segumpal (daging), yang kalau segumpal daging itu baik maka akan baik seluruh (anggota) tubuhnya, dan jika segumpal daging itu buruk maka akan buruk seluruh (anggota) tubuhnya), ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati (manusia).” (HR. Bukhari 52, Muslim 1599 dan yang lainnya)
Ikuti Petunjuk Allh dan Rasul-Nya
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ
Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul-Nya yang mengajak kamu kepada suatu yang memberi (kemaslahatan) hidup bagimu. (QS. al-Anfal: 24)
Ayat ini menunjukkan bahwa kebaikan dan kemashlahatan merupakan sifat yang selalu ada pada semua ibadah dan petunjuk yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya Shallallahu alaihi wa sallam . Ayat ini sekaligus menjelaskan manfaat dan hikmah agung dari semua ibadah yang Allah syariatkan, yaitu menjadi sumber kehidupan bagi hati manusia, yang merupakan syarat kebaikan seluruhnya.